LAPORAN PENDAHULUAN
DAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
Pada Tn. M dengan kasus
ISOLASI SOSIAL
Di Susun Oleh :
Nama
Siswi : Ayu Andriyani
Kelas : XII Keperawatan
Tempat
Praktek : Rumah Sakit Jiwa
Daerah
Provinsi Lampung (ruang kutilang)
SMK KES. ‘AZZA WA JALLA
BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga
saya berhasil menyelesaikan laporan ini dengan baik. Adapun laporan yang saya buat
ini mengenai penyakit ISOLASI SOSIAL
Adapun isi dari makalah ini adalah
tentang Definisi, Faktor-faktor yang mempengaruhi, Etiologi, Manifestasi
klinis, Pohon masalah, Penatalaksanaan, dan Asuhan Keperawatan penyakit ISOLASI
SOSIAL. Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) yang dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
tepatnya di Ruang Kutilang.
Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan ini masih jauh dari sempurna, karena laporan ini mungkin
masih ada kesalahan serta kekurangan. Semoga laporan ini memberikan informasi
bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Khususnya di bidang kesehatan, sehingga kita
terpanggil dan tergerak untuk lebih mewaspadai penyebaran penyakit. Amin
Bandar
Lampung, 30 Oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Isolasi sosial
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Dengan kondisi
seperti ini individu tersebut tidak dapat melakukan kegiatan atau aktivitasnya
dengan optimal oleh karena itu dalam laporan saya kali ini mengangkat kasus
isolasi social supaya saya bisa mengkaji lebih dalam dan dapat mengurangi
masalah yang terjadi.
Jika masalah
isolasi social ini dapat berkurang maka bisa dikatakan pemberitahuan dalam
laporan ini berhasil.
b.
Tujuan
Tujuan dibuatnya
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas praktek yang saat ini sedang
dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi lampung tepatnya di ruang
kutilang.
BAB II
DASAR TEORI
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
(Purba dkk, 2008)
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan
yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya
dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan.
(Dalami dkk, 2009)
Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian seorang
individu yang di terima sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi
yang negative atau mengancam.
(Wilkinson, 2007)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami
oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam.
(Twonlsend, 1998)
Suatu keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya.
(Budi Anna keliat, 2006)
BAB III
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Isolasi sosial adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain.
(Purba dkk, 2008)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan
kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negative
dan mengancam.
(Twonlsend, 1998)
B.
ETIOLOGI
1.
Factor
Predisposisi
a.
Factor
perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang
harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini
tidakdapat dipenuhi akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Keluarga
adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian dan
kehangatan dari ibu/ pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang
dapat menghambat terbentuknya rasa percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut
dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di
kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak
tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
b.
Factor komunikasi
dalam keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi
kontribusi untuk mengembangkan gangguan tingkah laku :
1)
Sikap
bermusuhan/ hostilitas
2)
Sikap mengancam,
merendahkan dan menjelek-jelekan anak
3)
Selalu
mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya
4)
Kurang
kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada pembicaraan anak
c.
Factor sosial
budaya
Isolasi social atau mengasingkan diri dari
lingkungan merupakan factor pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat
juga I sebabkan oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu
keluarga, seperti anggota tidak produktif di asingkan dari lingkungan social.
d.
Factor biologis
Genetic merupakan salah satu factor pendukung
gangguan jiwa. Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang
anggota keluarganya menderita skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian pada
kembar monozigot apabila salah satu diantaranya menderita skizofrenia adalah
58%, sedangkan pada kembar dizigot presentasenya 8%, kelainan pada struktur
otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, peurunan berat dan volume otak serta
perubahan struktur limbic, diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
C.
MANIFESTASI
KLINIS
Menurut Purba
dkk, 2008 tanda dan gejala isolasi social yang dapat ditemukan dengan wawancara
adalah :
1.
Pasien
menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2.
Pasien merasa
tidak aman berada dengan orang lain
3.
Pasien
mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
4.
Pasien merasa
bosan dan lambat menghabiskan waktu
5.
Pasien tidak
mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6.
Pasien merasa
tidak berguna
7.
Pasien tidak
yakin dapat melangsungkan hidup
D.
POHON MASALAH
Resiko Gangguan Sensori
Persepsi Halusinasi


![]() |
Mekanisme Koping Tidak
Efektif

Gangguan Konsep Diri
Harga Diri Rendah
(Keliat, 2006)
E.
PENATALAKSANAAN
1.
Terapi
psikofarmaka
a.
Chlorpromazine
(CPZ)
Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma social
dan daya tilik diri terganggu.
b.
Haloperidol
(HLP)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam
fungsi mental serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari
c.
Trihexilpenidil
(THP)
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca
ensepalitis dan idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpma dan
fenotiazine.
2.
Terapi individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi
social dapat diberikan strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan
masing-masing strategi pertemuan yang berbeda-beda :
Pada SP satu : perawat mengidentifikasi penyebab
isolasi social
SP dua : perawat mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
SP tiga : perawat mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
3.
Terapi kelompok
Menurut Purba, 2009 aktivitas pasien yang mengalami
ketidakmampuan bersosialisasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a.
Activity Daily
Living (ADL)
Meliputi :
1.
Bangun tidur
2.
BAB & BAK
3.
Waktu mandi
4.
Ganti pakaian
5.
Makan dan minum
6.
Menjaga kebersihan
diri
7.
Menjaga
keselamatan diri
8.
Pergi tidur
b.
Tingkah laku
sosial
Meliputi :
1.
Kontak social
terhadap teman
2.
Kontak social
terhadap petugas
3.
Kontak mata
waktu berbicara
4.
Bergaul
5.
Mematuhi tata
tertib
6.
Sopan santun
7.
Menjaga
kebersihan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
Pada Tn. M dengan kasus
ISOLASI SOSIAL di Ruang Kutilang
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG
A.
PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS
1.
Identitas Klien
Nama :
Tn. M
Usia :
26 th
Status pernikahan :
Belum menikah
Pekerjaan :
Tidak bekerja
Agama :
Islam
Pendidikan :
SD Sederajat
Suku :
Lampung
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat rumah :
Desa tebing Kec. Melinting, Lampung Timur
Tanggal masuk RS :
27 Juli 2015
Tanggal pengkajian :
20 Oktober 2015
No. Register :
02 – 70 – 59
2.
Identitas
Penanggung Jawab
Nama :
Tn. Madali
Usia :
67 th
Pendidikan :SD
Sederajat
Pekerjaan :
Buruh
Hub. dengan klien :
Ayah kandung
Alamat :
Desa tebing Kec. Melinting, Lampung Timur
II.
ALASAN MASUK RS
Klien masuk rumah sakit jiwa pada tanggal 27 Juli
2015 diantar oleh keluarga nya (Ayah klien). Menurut keterangan keluarga klien
sering bicara sendiri, marah-marah, merusak barang, memecahkan kaca lemari,
mengejar anak kecil dank lien juga mengeluh susah tidur.
III.
FAKTOR
PREDISPOSISI
1.
Klien menunjukan
marah-marah sejak 5 tahun yang lalu dan dipasung oleh keluarganya
2.
Klien pernah
dipukul oleh ayahnya sekitar 3 bulan yang lalu
3.
Klien belum
pernah dirawat inap dan rawat jalan
4.
Perilaku
kekerasan :
-
Aniaya fisik : Tidak ada
-
Aniaya seksual : Tidak ada
-
Penolakan : Tidak pernah
-
Kekerasan dalam
keluarga : Klien pernah dipukul ayah
nya
-
Tindak criminal : + 5 tahun yang lalu
klien pernah ditangkap
polisis kasus masalah motor (klien
menabrak
kendaraan lain)
Penjelasan :
Klien pernah dipasung karena marah-marah,
memecahkan/ merusak barang serta mengancam orang dengan mengejar anak kecil.
Sebelumnya klien tidak pernah dirawat inap ataupun rawat jalan, klien pernah di
pukul oleh ayahnya sekitar 3 bulan yang lalu. Klien pernah ditangkap polisis
asus masalah motor (klien menabrak kendaraan lain).
Masalah keperawatan :
-
Resiko Perilaku
Kekerasan
5.
Adakah anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan
6.
Pengalaman
masalalu yang tidak menyenangkan
Menurut klien pengalaman yang tidak menyenangkan
adalah ketika klien sering jatuh dari motor dan ditangkap polisis karena kasus
klien menbrak kendaraan lain
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan
IV.
FISIK
1.
Tanda-tanda
Vital
TD : 120/80
mmHg
N : 80 x/mnt
S : 37,1 0C
RR : 20 x/mnt
2.
Ukuran
TB : 160 cm
BB : 52 kg
3.
Keluhan fisik : Tidak ada
V.
PSIKOSOSIAL
1.
Genogram
![]() |
|||
![]() |








![]() |








![]() |
|||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||
--------------------------------------------
Keterangan :


:
Laki-laki :
Klien
![]() |
:
Perempuan ------- : Tinggal serumah
![]() |



Penjelasan :
Klien adalah anak ke-5 dari 6 bersaudara, klien
tinggal bersama kedua orangtua dan 2 adiknya, status klien saat ini adalah
single (belum menikah). Jenis keluarga ini adalah keluarga inti, komunikasi
klien lancer.
2.
Konsep Diri
a.
Gambaran diri
Klien menyukaianggota tubuhnya dari rambut hingga
ujung kaki, klien tidak mempunyai kekurangan
b.
Identitas diri
Klien adalah seorang laki-laki yang tidak/ belum
bekerja, klien adalah anak ke-5 dari 6 bersaudara.
c.
Peran
Klien mengatakan sebagai seorang anak laki-laki ia
harusnya bisa bekerja
d.
Ideal diri
Klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya dan
ingin membahagiakan ibunya
e.
Harga diri
Klien mengatakan sedih karna sebagai anak laki-laki
ia belum mempunyai pekerjaan dan belum bisa membahagiakan ibunya.
Masalah Keperawatan
: Harga Diri Rendah
3.
Hubungan sosial
a.
Orang yang
berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti bagi
klien adalah ibunya, karena menurutnya ibunya yang paling perhatian terhadapnya
b.
Peran serta
dalam kelompok / masyarakat
Klien mengatakan sebelum ia sakit ia aktif ikut
ronda bersama teman-temannya saat malam hari, sehari-hari ia juga main bersama
temannya.
Masalah Keperawatan :
Tidak ditemukan
4.
Spiritual
a.
Nilai dan
keyakinan
Klien mengatakan beragama islam dan percaya bahwa
Allah swt. yang menguasai dan memiliki segalanya
b.
Kegiatan ibadah
Klien mengatakan melaksanakan shalat 5 waktu dan
sering shalat tahajud saat sakit dan sebelum sakit
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
VI.
STATUS MENTAL
1.
Penampilan
Klien mengatakan mandi 2 x sehari, klien tampak kurang
rajin menyisir rambut, baju rapih.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
2.
Pembicaraan
Klien ketika diajak bicara (diwawancarai) dapat
menjawab pertanyaan, bicara halus dan sesuai dengan pertanyaan tapi agak kacau
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
3.
Aktivitas
motorik
Tingkat aktivitas motorik klien kadang terlihaat
menyendiri
Masalah keperawatan :
Isolasi Sosial
4.
Alam perasaan
Klien mengatakan ingin pulang kerumah bertemu dengan
ibu dan keluarganya
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
5.
Afek
Klien saat di wawaancarai bicaranya lemah dan agak
kacau
Masalah keperawatan :
Isolasi Sosial
6.
Interaksi selama
wawancara
Klien saat wawancara kooperatif tetapi kontak mata
kurang, tidak mudah tersinggung, saat ditaanya membutuhkan penjelasan terlebih
dahulu
Masalah keperawatan :
Isolasi Sosial
7.
Persepsi
Klien mengatakan saat ia sedang sendiri ia pernah
melihat bayangan ular ada diperutnya pada siang hari dan jika ia memjamkan mata
bayangan akan hilang, kurang lebih sekitar 1 tahun yang lalu
Masalah keperawatan :
Resiko halusinasi Penglihatan
8.
Proses pikir
Pembicaraan klien bisa dimengerti oleh perawat, saat
komunikasi dengan perawat pembicaraan klien dapat dimengerti tetapi agak kacau
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
9.
Isi pikir
Klien pernah berpikir bahwa ia melihat bayangan ular
dalam perutnya, karena itu ia merasa takut
Masalah keperawatan :
Halusinasi Penglihatan
10. Tingkat Kesadaran
Klien dapat berorientasi terhadap tempat, waktu dan
orang-orang terdekat. Klien mengetahui hari, tanggal dan jam. Klien menyadari
bahwa dirinya berada dirumah sakit jiwa.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
11. Memori
Klien mampu mengingat kejadian masalalu dan
kejadian-kejadian baru. Klien masih ingat jam berapa bangun tidur dan apa saja
kegiatan setelahnya.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung dengan baik, ketika diberi
soal untuk menghitung tahun lahir dan jumlah umur klien mampu menjawab dengan
benar
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
13. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana. Missal :
klien harus bangun pagi lalu mandi dan shalat setelah itu minum obat dan
sarapan
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan sudah mulai merasa sembuh, ia hanya
ingin peerhatian dari ibunya untuk selalu memotivasinya
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
VII.
KEBUTUHAN
PERSIAPAN PULANG
1.
Kemampuan klien
memnuhi/ menyediakan kebutuhan
Klien tidak memerlukan bantuan saat makan,
berpakaian, mandi, BAK, BAB, klien dapat melakukan secara mandiri. Untuk
perawatan kesehatan saat ini klien minum obat diatur oleh perawat, jika dirumah
klien diawasi oleh keluarganya.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
2.
Kegiatan
sehari-hari
a.
Nutrisi
Klien mengatakan puas dengan makananya, saat makan
klien tidak memisahkan diri, frekuensi makan 3 x sehari, dengan diselingi
makanan ringan pada sore hari, nafsu makan klien baik.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
b.
Perawatan diri
Dalam perawatan diri yaitu mandi, BAK, BAB, ganti
pakaian, kebersihan tempat tidur, dan makan klien tidak memerlukan bantuan.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
c.
Tidur
Klien tidak ada masalah dengan tidur, yang membantu
klien untuk bisa tidur adalah jika kondisi tenang.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
3.
Kemampuan klien
Klien dapat mengantisipasi kehidupan sehari-hari,
klien dapat membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri. Klien mengatakan
bahwa belum bisa mengatur penggunaan obat, selama di RS obat masih diberi oleh
perawat.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
4.
Sistem pendukung
System pendukung klien dirumah adalah keluarga nya,
sedangkan di RS adalah perawat ruangan.
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
5.
Apakah klien
menikmati sat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi ?
Klien mengatakan menikmati saat berkumpul dengan
temannya untuk berjaga malam
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
VIII.
MEKANISME KOPING
Mekanisme yang dicapai oleh klien adala mal adaptif,
klien terlihat murung, saat diwawancarai pun kontak mata klien kurang,
bicaranya lemah
IX.
MASALAH
PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1.
Masalah dengan
dukungan kelompok
Klien mengatakan tak mempunyai masalah dengan
kelompok, klien mendapat dukungan dari teman-temannya
2.
Masalah
berhubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan sebelum sakit ia mengikuti kegiatan
untuk berjaga malam bersama temannya, tetapi karena sakit ia jarang
berinteraksi dengan teman lain, ia hanya dekat dengan 1-2 orang saja
3.
Masalah dengan
pendidikan
Klien adalah lulusan dari SD sederajat
4.
Masalah dengan
pekerjaan
Sampai saat ini klien masih belum bekerja
5.
Masalah dengan
perumahan
Klien menempati rumah bersama milik orangtuanya
klien yang bertepaatan di Desa tebing Kec. Melinting, Lampung Timur.
6.
Masalah ekonomi
Menurut klien kebutuhan hidupnya besar sedangkan
orangtuanya tidak punya biaya, klien juga sampai saat ini belum bekerja, jadi
tidak bisa membantu
7.
Masalah dengan
pelayanan kesehatan
Selama ini jika klien sakit, klien berobat ke
puskesmas daan juga ke RSJ.
X.
PENGETAHUAN
KURANG
Klien mengatakan kurang begitu tahu tentang
penyakitnya, yang klien tahu ia hanya merasa pusing karna melihat bayangan ular
dan pernah di pukul oleh ayahnya tanpa sebab.
Masalah keperawatan :
Kurang Pengetahuan tentang Penyakitnya
XI.
ASPEK MEDIS
Diagnosa Medik :
Skizofrenia
Therapy Medik :
-
Risperidon 2 mg 2 x 1 1/2
-
Trihexsilpenidil
2 mg 2 x 1
-
Chlorpromazine
100 mg 1 x 1/2
-
Trifuoferazine 2 x 1/2
B.
ANALISA DATA
NO.
|
DATA
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
1.
|
DS :
Klien
mengatakan ia pernah melihat bayangan ular ada diperutnya ketika ia sedang
sendiri sekitar + 1 tahun yang lalu
DO :
Klien
terlihat menyendiri kadang melamun
|
Resiko
Halusinasi
(Penglihatan)
|
2.
|
DS :
·
Klien mengatakan malas ngobrol
dengan teman lainnya
·
Klien mengatakan hanya ngobrol
dengan 1-2 orang saja itu pun teman sekamarnya
DO :
·
Klien sering menyendiri dan
saat ditanya kontak mata kurang
·
Klien tidak mampu memulai
pembicaraan
|
Isolasi
Sosial
|
3.
|
DS :
Klien
mengatakan sedih karena sebagai anak laki-laki ia belum mempunyai pekerjaan
dan belum bisa membahagiakan ibunya
DO :
·
Saat bicara kadang melihat kea
rah lain
·
Kontak mata kurang
|
Harga
Diri Rendah
|
4.
|
DS :
Klien
mengatakan sering dimarahi dan di pukul oleh ayahnya + 3 bulan yang lalu
DO : -
|
Koping
Keluarga Tidak Efektif
|
DAFTAR MASALAH
1.
Resiko
Halusinasi (Penglihatan)
2.
Isolasi Sosial
3.
Harga Diri
Rendah
4.
Koping Keluarga
tidak Efektif
POHON MASALAH
RESIKO HALUSINASI
(PENGLIHATAN)
![]() |
||||
|
||||
![]() |
HARGA DIRI RENDAH
![]() |
KOPING KELUARGA
TIDAK EFEKTIF
XII.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Resiko
Halusinasi (Penglihatan)
2.
Isolasi Sosial
3.
Harga Diri
Rendah
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI
HALUSINASI :
PENGLIHATAN
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
Tgl
|
No Dx
|
Dx. Kep
|
PERENCANAAN
|
||
Tujuan
|
Kriteria
Evaluasi
|
Intervensi
|
|||
21/10/15
|
1
|
Gangguan persepsi sensori halusinasi pengliha-tan
|
TUM :
Klien dapat mengontrol halusinasi
TUK :
1. Bina
hub. saling percaya
2. Klien
dapat menge-nal halusi-nasi
3. Klien
dapat meman-faatkan obat dengan baik
4. Klien
dapat me- ngontrol halusina-sinya
|
Setalah dilakukan 1x interaksi dengan klien
menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat :
·
Klien tampak tenang
·
Mau duduk dekat perawat
·
Mambalas salam
Setelah 2x interaksi klien dapat :
·
Membedakan antara nyata dan
tidak nyata
·
Mengungkapkan perasaan terhadap
halusinasi
Setelah 3x interaksi klien dapat :
·
Memanfaatkan obat dalam
mengontrol halusinasinya
·
Mengetahui kerugian tidak minum
obat
Setalah 4x interaksi klien dapat :
·
menyebutkan tindakan yang
dilakukan aapabila timbul halusinasi
·
menyebutkan kebutuhan yang
tidak terpenuhi
|
1.
Bina hub. saling percaya dengan
klien menggunakan komunikasi terapeutik
R/ hub.
saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dank lien
2.
Dorong klien mengungkapkan
perasaan nya
R/
mengetahui masalah yang dialami oleh klien
3.
Dengarkan klien dengan penuh
perhatian
R/ agar
klien merasa di perhatikan
1.
Adakan kontak sering dan
singkat
R/
menghindari waktu kosong yang dapat menyebabkan halusinasi
2.
Observasi segala tingkah laku
klien
R/
halusinasi harus kenalterlebih dahulu agar intervensinya efektif
3.
Terima halusinasi klien sebagai
hal yang nyata bagi klien tetapi tidak bagi perawat
R/
meningkatkan realita dan rasa percaya klien
1.
Diskusikan dengan klien tentang
obat untuk mengontrol halusinasinya
R/
meningkatkan pengetahuan klien tentang fungsi obat
2.
Pantau klien saat penggunaan
obat
R/ menilai
kemampuan klien dalam pengobatan sendiri
3.
Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
R/
diharapkan klien dapat melaksanakan program sesuai instruksi dokter
1.
Diskusikan dengan klien tentang
tindakan yang harus dilakukan apabila timbul halusinasi
R/ melatih
klien untuk mengontrol halusinasi
2.
Diskusikan dengan klien tentang
cara memutuskan halusinasi
R/
maningkatkan pengetahuan klien tentang cara memutuskan halusinasi
|
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI
SOSIAL
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
Tgl
|
No Dx
|
Dx. Kep
|
PERENCANAAN
|
||
Tujuan
|
Kriteria
Evaluasi
|
Intervensi
|
|||
23/10/15
|
1
|
Isolasi Sosial
|
TUM :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya dengan baik
TUK :
1. Bina
hub. saling percaya
2. Klien
mampu menye-butkan penye-bab menarik diri
3. Klien
mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri
4. Klien
dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
5. Klien
dapat memanfaatkan obat dengan baik
|
Setalah 1x interaksi klien menunjukan tanda-tanda
percaya pada perawat :
·
Mau berkenalan
·
Ada kontak mata
·
Bersedia untuk bercerita dan
mengungkapkan masalah
Setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan
minimal satu penyebab menarik dia dari :
·
Diri sendiri
·
Orang lain
·
Lingkungan
Setelah 3x interaksi dengan klien dapat
menyebutkan keuntungan misalnya :
·
Banyak teman
·
Tidak kesepian
·
Bisa diskusi dan bercerita
Kerugian menarik diri, misalnya :
·
Sendiri
·
Kesepian
·
Tidak bisa berdiskusi ataupun
bercerita
Setalah 4x interaksi klien dapat melaksanakan
hubungan social secara bertahap dengan :
·
Perawat
·
Perawat lain
·
Klien lain
·
Kelompok
Setelah 5x interaksi klien dapat menyebutkan :
·
Manfaat minum obat
·
Kerugian tidak minum obat
·
Nama, warna, dosis dan efek
obat
|
1.
Bina hub. saaling percaya
dengan :
a. Member
salam tiap interaksi
b. Perkenalkan
nama
c. Tanya
panggilan kesukaan klien
d. Tanya
perasan klien
e. Buatkan
kontrak yang jelas
f. Dengarkan
deengan penuh perhatian perasaan klien
1.
Tanyakan pada klien tentang
siapa orang yang paling dekat dan berate baaginya
2.
Diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri
3.
Beri pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasaannya
1.
Tanyakan pada klien tentang :
a. Manfaat
hub. social
b. Kerugian
menarik diri
2.
Diskusikan bersama klien tentang
keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri
3.
Beri pujian terhadap kemampuan
klien
1.
Observasi perilaku klien saat
berhubungan social
2.
Beri motivasi dan bantu klien
untuk berkenalan dengan :
a. Perawat
lain
b. Klien
lain
c. Kelompok
3.
Libatkan klien dalam terapi
aktivitas kelompok sosialisasi
4.
Diskusikan jadwal harian dan
beri pujian
1.
Diskusikan dengan klien tentang
manfaat dan kerugian obat serta nama, warna, dosis dan efek obat
2.
Pantau klien saat penggunaan
obat
3.
Beri pujian jika klien
menggunakan obat dengan benar
4.
Diskusikan akibat dari henti
minum obat
|
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN HARGA DIRI
RENDAH
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
Tgl
|
No Dx
|
Dx. Kep
|
PERENCANAAN
|
||
Tujuan
|
Kriteria
Evaluasi
|
Intervensi
|
|||
24/10/15
|
2
|
Harga Diri Rendah
|
TUM :
Klien memiliki konsep diri yang baik
TUK :
1. Bina
hub. saling percaya
2.
Klien dapat mengiden-tifikasi
aspek positif dan kemampu-an yang dimiliki
Nya
3.
Klien dapat merencanakan
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Klien
dapat melaku-kan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
|
Setelah 1x interaksi klien menunjukan tanda-tanda
percaya pada perawat :
·
Menunjukan rasa senang
·
Ada kontak mata
·
Mau menjawab salam
·
Mau duduk dekat perawat
Setelah 2x interaksi klien menyebutkan :
·
Aspek positif dan kemampuan
yang dimiliki klien
·
Aspek positif keluarga
·
Aspek positif lingkungan
Setelah 3x interaksi klien dapat membuat rencana
kegiatan harian
Setelah 4x interaksi klien melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang dibuat
|
1.
Bina hub. saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
a. Sapa
klien dengan ramah
b. Perkenalkan
diri dengan sopan
c. Tanyakan
nama lengkap
d. Jelaskan
tujuan
e. Jujur
dan menepati janji
f. Tunjukan
perhatian terhadap klien
1.
Diskusikan dengan klien tentang
:
a. Aspek
positif yang dimiliki klien, keluarga, dan lingkungan
b. Kemampuan
yang dimiliki klien
2.
Beri pujian
1.
Rencanakan bersama klien
aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien :
a. Kegiatan
mandiri
b. Kegiatan
dengan bantuan
2.
Tingkatkan kegiatan sesuai
kondisi klien
1.
Anjurkan klien untuk
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
2.
Pantau kegiatan pasien
3.
Beri pujian atas usaha yang dilakukan
klien
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
(SOAP)
|
·
Tanggal 21 Oktober 2015 pukul
09.00-09.15 wib
Gelisah,
kadang menyendiri, menundukan kepala, bicara halus dan lemah
·
Dx :
a. Halusinasi
b. Isolasi
Sosial
c. Harga
Diri Rendah
·
Tindakan :
a. Bina
hubungan saling percaya
b. Tanya
panggilan kesukaan klien
c. Tanya
perasaan klien
d. Dengarkan
dengan penuh perhatian perasaan klien
e. Buat
kontrak yang jelas
·
Evaluasi
Klien bisa
percaya pada perawat
·
RTL :
a. Klien
bisa mengetahui tentang halusinasi
b. Klien
bisa mengetahui tentang penyebab ia menyendiri
|
S :
·
Klien mengatakan senang
berkenalan dengan perawat
·
Klien mengatakan mau ngobrol
lagi besok
O :
·
Klien kadang terlihat berdua
atau menyendiri dipojok
·
Bicara seperlunya, lemah
·
Kontak mata kurang
·
Klien menyepakati kontrak
berikutnya
A :
·
Halusinasi (+)
·
Isolasi Sosial (+)
·
Harga Diri Rendah (+)
P :
·
Klien mampu mengenal halusinasi
·
Klien mampu menceritakan apa penyebab
ia menyendiri
·
Beri pujian pada tiap tindakan
klien
·
Beri motivasi pada klien
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
(SOAP)
|
·
Tanggal 22 Oktober 2015 pukul
17.05-17.20 wib
Berkumpul
bersama teman tetapi tidak banyak bicara, menundukan kepala, bicara lemah dan
pelan
·
Dx :
a. Halusinasi
b. Isolasi
Sosial
c. Harga
Diri Rendah
·
Tindakan :
a. Menjelaskan
pada klien apa itu halusinasi dan jenisnya
b. Mendengarkan
dengan penuh perhatian setiap klien bercerita tentang perasaannya
·
Evaluasi
a. Kemampuan
klien mengenal halusinasi
b. Kemampuan
klien bercerita tentang perasaannya
·
RTL :
a. Klien
mampu mengontrol halusinasi
b. Klien
mampu berinteraksi
|
S :
·
Klien mengatakan pernah melihat
bayangan ular diperutnya
·
Klien mengatakan malas
mengobrol dengan teman lainnya
O :
·
Klien hanya diam saat berkumpul
·
Klien terlihat menundukan
kepala
A :
·
Halusinasi (+)
·
Isolasi Sosial (+)
·
Harga Diri Rendah (+)
P :
·
Klien mampu mengontrol
halusinasi
·
Klien mampu melaksanakan
hubungan social secara bertahap
·
Beri pujian pada setiap
tindakan klien
·
Beri motivasi terus pada klien
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
(SOAP)
|
·
Tanggal 23 Oktober 2015 pukul
17.10-17.25 wib
Mulai dapat
berinteraksi dengan temannya, menundukan kepala, bicara lemah dan pelan
·
Dx :
a. Halusinasi
b. Isolasi
Sosial
c. Harga
Diri Rendah
·
Tindakan :
a. Membantu
klien untuk mengontrol halusinasi apabila halusinasi datang lagi
b. Memotivasi
klien untuk melakukan interaksi pada temannya secara bertahap
·
Evaluasi
a. Kemampuan
klien untuk mengontrol halusinasi
b. Klien
sudah mulai mau ngobrol dengan temannya walaupun hanya satu atau dua orang
saja
·
RTL :
a. Klien
mampu mengenal jenis obat dan fungsinya
b. Klien
dapat memanfaatkan obat dengan baik
c. Klien
mampu membuat jadwal harian
|
S :
·
Klien mengatakan sudah tidak
melihat bayangan ular lagi
·
Klien mengatakan masih malas
mengobrol dengan teman lainnya kecuali dengan teman dekatnya
O :
·
Klien terlihat hanya berdua
dengan teman sekamar waktu bermain
·
Klien masih terlihat menundukan
kepala
·
Kontak mata kurang
A :
·
Halusinasi (-)
·
Isolasi Sosial (+)
·
Harga Diri Rendah (+)
P :
·
Klien mampu menggunakan obat
dan mengetahui fungsi dengan baik
·
Klien mampu membuat jadwal
harian dibantu oleh perawat
·
Beri pujian pada setiap
tindakan klien
·
Beri motivasi terus pada klien
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
(SOAP)
|
·
Tanggal 24 Oktober 2015 pukul
17.10-17.25 wib
Sudah
berinteraksi dengan teman lain, menundukan kepala, bicara lemah dan pelan
·
Dx :
a. Isolasi
Sosial
b. Harga
Diri Rendah
·
Tindakan :
a. Klien
mampu meminum dan mengenal obat dengan baik dibantu oleh perawat
b. Membantu
klien untuk membuat jadwal kegiatan harian
·
Evaluasi
a. Klien
mampu memanfaatkan obat dengan baik
b. Klien
mampu membuat jadwal sesuai keinginan
·
RTL :
a. Klien
mampu meningkatkan interaksi antar temannya
b. Klien
mampu melaksanakan jadwal harian yang telah di buat
|
S :
·
Klien mengatakan sudah bisa
mengobrol dengan temannya tapi hanya satu dua orang saja
·
Klien mengatakan masih suka malas
untuk mengobrol dengan teman lain
O :
·
Klien sudah terlihat mau berkumpul
dengan teman lain
·
Klien sudah mulai berinteraksi
dengan satu atau dua temannya
A :
·
Isolasi Sosial (+)
·
Harga Diri Rendah (+)
P :
·
Klien mampu berinteraksi dengan
teman lain secara bertahap
·
Klien mampu melaksanakan jadwal
harian yang sudah dibuat
·
Beri pujian pada setiap
tindakan klien
·
Beri motivasi terus pada klien
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien :
Tn. M Ruangan : Kutilang
No. RM :
02 – 70 – 59 Dx.
Medik : Skizofrenia
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
(SOAP)
|
·
Tanggal 25 Oktober 2015 pukul 17.10-17.25
wib
Klien mulai bertambah
beberapa teman, kadang menyendiri, tapi jika dipanggil tersenyum dan mau
mendekat
·
Dx :
a. Isolasi
Sosial
b. Harga
Diri Rendah
·
Tindakan :
a. Membantu
klien untuk berbincang-bincang pada temannya
b. Member
kesempatan klien untuk mencoba berinteraksi dengan mandiri
c. Member
pujian
·
Evaluasi
a. Kemampuan
klien untuk berkenalan dengan teman lain secara mandiri
b. Terus
latih agar pasien mampu mandiri
·
RTL :
a. Meningkatkan
rasa percaya diri klien dengan cara tetap memberinya motivasi
b. Mengevaluasi
hasil tindakan klien
|
S :
·
Klien mengatakan sudah mau
berbincang-bincang dengan teman lain
O :
·
Klien terlihat sedang mengobrol
dengan teman lainnya
·
Klien tampak tersenyum
·
Kontak mata cukup
A :
·
Isolasi Sosial (+) mampu
berbincang-bincang dengan teman lain
·
Harga Diri Rendah (+) sudah
mulai mau bergaul dengan teman lain
P :
·
Pertahankan klien dan tetap
beri motivasi agar klien lebih mampu berinteraksi dengan orang lain
·
Beri pujian pada setiap
tindakan klien
·
Mengevaluasi hasil tindakan
terhadap klien
|
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Isolasi sosial adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak,
tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain.
(Purba dkk, 2008)
B.
SARAN
1.
Berilah hubungan
saling percaya
2.
Siswi mengetahui
tanda-tanda dari menarik diri
3.
Saling mendukung
terhadap apa yang akan di lakukan selagi positif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar